@font-face { font-family: "zerro"; src: url(https://sites.google.com/site/amiengblog/kumpulan-fonts/zero.ttf) format("truetype"); } #header .title {

Prinsip hidup yang benar adalah

MENJADI 'ABDI TUHAN, BUKAN ABDI DUNIA APALAGI ABDI NEGARA.
Diberdayakan oleh Blogger.

Apa manfaat blog qalam pencerah?

Blog ini dibuat untuk menyalurkan hobi admin serta mempublikasikan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.

Blogroll

Galeri

Minggu, 07 Februari 2016

Kewajiban memilih pemimpin muslim, bertentangankah dengan pancasila dan konstitusi?


     Akhir-akhir ini ramai dibicarakan ttg calon Gubernur Jakarta setelah Bpk Basuki T P dgn prestasi yg cukup bisa dibanggakan. Meskipun Pilkada akan dilaksanakan setahun yg akan datang. 

Sebagian masyarakat, Ulama dan tokoh masyarakat Jakarta merencanakan usaha pemenangan calon gubernur yg akan diusung dengan pembentukan dan melakukan pelatihan pd tim pemenangan Gubernur Muslim Jakarta(GMJ). Menyeruak beberapa nama yg terbukti sangat baik hasil kepemimpinannya diantaranya Ridwal Kamil(Wali Kota Bandung) dan Tri Risma H(Wali Kota Surabaya).
     Menanggapi hal ini, para pendukung ahok baik dari kalangan non muslim bahkan yg muslim berdalih bahwa Indonesia bukan negara agama(Islam), Indonesia negara hukum dg pancasila sebagai hukum tertinggi dan sumber dari segala sumber hukum, Indonesia bukan negara yg menerapkan syari'at Islam sehingga tidak benar memilih pemimpin hanya dari kalangan muslim. Padahal dalih itu tidak tepat, karena pancasila sendiri mengakui, membenarkan dan melindungi tiap2 umat beragama utk menjalankan keyakinan dan agamanya masing2. Salah satunya ajaran islam yg mewajibkan memilih pemimpin dr kalangan muslim.
     Kemudian adalagi yg berkata 'Indonesia adalah negara demokrasi/ negara hukum, bahwa setiap orang berhak utk memilih dan dipilih'. Ini juga kurang tepat, karena kita tidak pernah melarang non muslim untuk mencalonkan diri, Silakan saja. Namun wajar ketika ada kelompok/ organisasi/ partai memusatkan pilihannya pada salah satu pasangan calon sesuai dgn kriteria yg baik menurut mereka. Begitu juga dengan islam, muslim berhak memusatkan dukungan pada salah satu calon yg sesuai dengan kriteria2 yg ada. Kebetulan salah satu kriteria pemimpin yg harus kita pilih adalah yg satu akidah dgn kita. Nah jalankan saja itu, bereskan.
     Kita jangan berputus asa dengan menyangka tidak ada lagi muslim yg patut dijadikan pemimpin. Seolah2 muslim itu buruk, bejat, korup, bodoh semua.
Jangan pula ada istilah "biar kafir yg penting amanah". Harusnya "biar muslim, amanah, akhlaknya baik, tdk suka ngomong kotor dll".
     Seandainya diangkat gubernur muslim untuk Jakarta-Aamiin- hak-hak rakyat yg diluar Islam tetap akan dilindungi bahkan Jakarta akan memiliki pemimpin yg punya akhlak, tidak suka marah2, tidak suka bicara kotor dan tidak dicela oleh kaum agamawannya sendiri.
Intinya, jangan benturkan antara ajaran Islam khususnya dlm memilih pemimpin dengan pancasila-konstitusi.
 -lebih baik disebut gagal dalam bernegara daripada gagal dalam beragama-

0 komentar

Posting Komentar