Salah satu makanan kesukaan ku adalah bakso. Kejadian yg pernah ku alami, makan bakso+minum teh di area bandara internasional. Harga satu porsi bakso dan teh adalah 75 ribu rupiah. Harga yg terbilang sangat mahal untuk kantong orang biasa seperti ku.
Kenapa mahal.........? Apakah bakso dan tehnya enak? atau ukuran satu porsinya banyak........? Menurut ku enak, tapi tidak kalah enak dengan bakso yg sering ku nikmati. Begitu juga dengan ukuran perporsi, sama saja dengan bakso2 diluar.
Mungkin jawaban yg tepat, kenapa harganya mahal adalah karena 'pangsa pasar'. Orang yang makan bakso di area bandara diasumsikan sebagai orang kaya. Memang kebanyakan penikmatnya adalah turis asing dan orang2 yg berpakaian mewah dan rapi mungkin pengusaha atau pejabat. Sedangkan penikmat bakso warung adalah orang2 biasa.
Kedepan, untuk menikmati bakso mahal aku harus menyiapkan uang lebih dan menjaga sikap ditempat itu. Jika kantong pas2an jangan nekat makan bakso mahal di area bandara. Kalaupun punya uang lebih, apa salahnya makan bakso selain di area bandara. Kualitasnya tidak jauh beda toh...... Kenapa aku nekat makan bakso dibandara? karena sudah terlalu lapar. Padahal perkirakan ku selama perjalanan aku tidak akan makan karena sudah tau 'makanan dibandara itu mahal'. Mungkin karena areanya bersih.............. Tapi kok semahal itu? Sudahlah............. Sadar diri saja, kantongmu terlalu tipis Nak utk menikmati bakso semahal itu........
Itulah pengalaman yg mungkin sulit untuk terulang, cukuplah sebagai pengalaman.
Bakso akan selalu membekas dihati, takkan hilang dari ingatan. Dan bakso akan tetap jadi makanan favorit, meskipun ku tau bakso bandara bukan makanan untuk orang sepertiku...............
Apa kaitan cerita diatas dengan jodoh-pasangan? untuk mendapatkan pasangan yang baik agamanya, sempurna fisik dan ekonominya maka kita sendiri harus punya modal. Semua orang ingin mendapatkan pasangan yang baik akhlak, fisik dan ekonominya tapi siapa yang berpeluang besar mendapatkannya? Tentu orang-orang yang baik akhlak, fisik dan ekonomi pulalah yang akan mendapatkan pasangan yang seimbang.
Mungkinkah para pengamal sunnah yang selalu menjaga akhlak dan adabnya akan memilih pasangan dari kalangan preman/ manusia bebas yg tidak terbiasa dengan aturan? Tentu tidak masuk akal. Apakah mungkin? Mungkin saja. Namun peluangnya kecil.
Mungkinkah masyarakat miskin akan mendapatkan pasangan kaya yang terbiasa dengan kehidupan mewah, semua serba ada.? Tentu tidak. Apakah mungkin? Mungkin saja. Namun peluangnya kecil.
Mungkinkah mereka yang sempurna fisiknya mau berpasangan dengan orang yang kekurangan? Tentu sulit. Mungkinkah? Mungkin saja. Namun peluangnya kecil.
Ini semua karena kecenderungan manusia yang selalu ingin memiliki apa yang setara bahkan melebihi kemampuannya. Penjahat saja menginginkan pasangan yang baik, apalagi yang baik, pasti lebih menginginkan pasangan yang baik pula.
Petuah orang dahulu mengatakan,"Makanlah apo yang ado, ukur bayang sapanjang badan" Artinya milikilah apa yang mampu kamu miliki, ukurlah sebatas apa kemampuanmu. Karena semua sudah punya pangsa pasar.
Sambilan berbenah diri, baik akhlak maupun ekonomi. Karena manusia Tuhan jadikan berpasangan maka jangan khawatir pasangan kita tak akan hilang meskipun saat ini belum kau temui.
Kadang aku pun sering berkecil hati, namun sudahlah 'semua sudah ada pangsa pasarnya'.
Meski ku tau bakso itu ada dimana, tapi rasanya tak sanggup lagi ku miliki. Terlalu mahal untuk orang sepertiku.
Karena bakso pernah merenggangkan, pernah pula merekatkan. ingatkah??? ada banyak kejadian dibalik bakso. Takkan pernah ku lupakan, selama hayat masih dikandung badan.
Alhamdulillah, Terima kasih 'bakso', telah menguatkan ku untuk melanjutkan perjalanan dalam kesendirian meski ku tau aku bukan siapa2.................. :)
0 komentar
Posting Komentar